BAB 3
KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
2.1. Pengertian
Kelompok Sosial Dan Masyarakat Multikultural
“Multikulturalisme”
pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam
berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat.Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang
kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik.
Perbedaan antara kelompok sosial
dengan kerumunan tersebut dibawah ini adalah :
Kelompok
sosial :
· Bersifat
tetap
· Memiliki
tujuan sama
· Interaksi
jelas dan terfokus
· Mengarah
pada pembentukan
Kerumunan
:
· Bersifat
sementara
· Tujuan
berbeda
· Interaksi
tidak terfokus
· Tidak
mengarah pada pembentukan
Masyarakat :
Di dalam
kelompok sosial terdapat bermacam macam suku bangsa, ras, agama dan budaya
sehingga terbentuklah masyarakat multikultural. Kata Masyarakat Multikultural dapat
kita pilah menjadi tiga kata yaitu :
Masyarakat,artinya adalah sebagai satu kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama.Multi, berarti
banyak atau beraneka ragam dan Kultural,berarti Budaya
Masyarakat Multikultural adalah kesatuan manusia atau
individu yang memiliki beraneka ragam budaya. Oleh karena itu dalam
masyaarakaatterdapat beranekaragam kelompok sosial dengan sistem norma dan
kebudayaan yang berbeda-beda.
Berikut
ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultural
:
· J.S
Furnivall
Masyarakat
multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas (kelompok), mereka ini
secara budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang
terdapat di dalam kelompok tersebut berbeda satu dengan lain.
· Nasikun
Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai.Hal ini terbentuk
karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri.
· Pierre
L. Van De Berghe
Masyarakat
multikultural memiliki karakteristik sebagai berikut ini
a. Memiliki sub kebudayaan
b. Struktur sosial
yang terbentuk rawan terjadi konflik
c. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan
dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi
· Cliffort
Geertz
Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang memiliki ikatan-ikatan primordialitas.
Ikatan ini kemudian berkaitan erat dengan label yang diberikan oleh individu/kelompok
lain, dengan demikian setiap individu/kelompok memiliki karakter yang berbeda
dengan yang lain.
Keaneka ragaman dalam masyarakat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :
1. Memiliki lebih dari
subkebudayaan.
2. Membentuk sebuah struktur
sosial.
3. Membagi masyarakat
menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan yang terdominasi.
4. Rentan terhadap
konflik sosial.
Dalam multikultural akan dijumpai perbedaan-perbedaan
yang merupakan bentuk keanegaragaman seperti budaya, ras suku, agama. Dalam
masyarakat multi kultural tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara
kelompok minoritas dengan mayoritas baik secara hukum maupun sosial.
Kelompok sosial memiliki hubungan erat dengan masyarakat
multikultural yaitu hubungan :
1. Kelompok sosial
sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural.
Macam-macam kelompok sosial belum tentu membentuk sebuah
masyarakat multikultural, namun demikian masyarakat multi kultural tidak akan
terwujud tanpa adanya kelompok sosial. Kelompok sosial dikatan sebagai salah
satu unsur pembentuk masyarakat multikultural.
2. Kelompok sosial
sebagai dinamisator masyarakat multikultural
Urutan terbentuknya masyarakat
multikultural adalah sebagai berikut;
a. Individu
b. Kelompok sosial
c. Masyarakat
d. Masyarakaat
multikultural
Dari urutan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan unsur pembentuk masyarakat
multikultural. Konflik pada mayarakat multukultural dapat saja terjadi karena
didalamnya terdiri beranekaragam perbedaan akan tetapai hal ini dapat dicegah
dengan cara masing-masing saling menjaga diri maupun menghargai.
3. Kelompok sosial
sebagai pengikat masyarakat multikultural
Untuk mempertahankan masyarakat
multikultural yang sudah baik perlu dibuat pengikat individu maupun kelompok
agar tetap tejaga dengan baik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk
loyalitas angota kelompok tersebut.
2.2 Masyarakat
Multikultural Di Indonesia
Masyarakat indonesia yang memiliki
beraneka ragam budaya, bangsa, ras, suku, agama dan adat istiadat maka hal ini
mejadi modal terbentuknya masyarakat multikultural.
1. Faktor penyebab
timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia
Timbulnya masyarakat multikultural
di Indonesia dianalisa sebagai dampak dari adanya :
a. Keanekaragaman Ras.
Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu
1. Ras Mongoloid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini
· Kulit
berwarna kuning samap sawo matang
· Rambut
lurus
· Bulu
badan sedikit
· Mata
sipit
2. Ras Kaukasoid
Memiliki ciri-ciri berikut ini
· Hidung
mancung
· Kulid
putih
· Rambut
pirang sampai coklat
· Kelopak
mata lurus
3. Rasa negroid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
· Rambut
keriting
· Kulit
hitam
· Bibir
tebal ddan kelopak mata lurus
b. Keanekaragaman suku bangsa
Di
indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat
maupun etnis yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural.
c. Keanekaragaman golongan.
Golongan
didasarkan pada persamaan tujuan atau kepentingan, sedangkan di Indonesia
terdiri dari beranekaragam golongan yang membentuk masyarakat multikultural.
d. Keanekaragaman agama dan kepercayaan
2. Karakteristik masyarakat multikultural
di Indonesia
Konflik
terjadi karena adanya perbedaan yang dapat kita lihat dari masyarakat
multikultural termasuk di Indonesia.Hal ini sering kita lihat adanya konflik
baik di daerah maupun di perkotaan. Masyarakat indonesia dapat dikatan sebagai
masyarakat mutikultural yang belum sempurna, hal ini dapat kita lihat dari
beberapa hal yaitu :
a. Masih terdapat
dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya
b. Struktur sosial yang ada lebih
banyak menguntungkan pihak yang mendominasi
c. Konflik sosial yang
muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan
Masalah yang muncul dalam masyarakat multikultural adalah
sebagai berikut :
a. Masalah Kultural
1. Loyalitas yang
berlebihan
Mementingkan diri sendiri/kelompok secara berkelebihan
secara membabi buta, akibatnya akan menghambat penyatuan dengan kelompok lain.
2. Etnosentris
Pandangan yang menganggap rendah kebudayaan dari kelompok
lain.
3. Eksklusivisme
Sikap enggan berinteraksi dengan kelompok lain. Hal ini
menjadikan sikap tertutup.
b. Masalah Kultural
Biasanya hal ini menyangkut masalah kondisi politik dan
ekonomi. Kondisi politik yang tidak demokratis masyarakat ekonomi lemah akan
semakin berat menanggung beban hidup.
2.3. Keanekaragaman
Kelompok Sosial
Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-macam. Berikut
ini adalah macam-macam kelompok sosial di masyarakat menurut pandangan para
ahli sosiologi.
1. Solidaritas Mekanik dan organik.
Diperkenalkan oleh Emile Durkheim bahwa kelompok manusia
terbagi atas dua yaitu kelompok manusia didasarkan pada :
a. Segi mekanik
Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh
ikatan geografi, biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat
memenuhi kebutuhan tanpa bantuan dari pihak lain. Setiap anggota diikat oleh
kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang bersifat memaksa.
b. Segi Fungsional
Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang
rasional. Bentuk solidaritas bersifat mengikat sehingga terbentung
ketergantungan. Pengikatan berdasarkan kesepakatan yang terjalin.
2. Gemeinschaft dan Gesellsschaft
Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari jerman Ferdinand
Tonnies yang berpendapat kelompok masyarakat terbagi menjadi :
a. Gemeinschaft
Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada
ikatan keturunan contohnya keluarga.
Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :
· Blood
yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis keturunan )
· Place
yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat
bekerja.
· Mind
yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau
pandangan yang sama.
b. Gesellsschaft
Adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang
jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh
yang memiliki kepentingan secara rasional.
Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft
dengan gesellschaft
Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada
perbedaan kelompok.
Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai
individu yang terpisah.
3. Kelompok Primer dan Sekunder
Cooley Dan Faris menyebutkan ada dua tipe kelompok
dalam masyarakat, yaitu kelompok;
a. Primer
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang
lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.
b. Sekunder
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan
bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
4. In-Group dan out-group
Diperkenalkan oleh William Graham Summer yang
membagi kelompok masyarakat menjadi dua yaitu:
a. In Group
Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja.
Biasanya memiliki ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan,
kedamaian, solidaritas yang tinggi.
b. Out group
Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.
2.4 Masyarakat
Multikultural
Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat
merupakan kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang
saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan
batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu. Terdapat
istilah-istilah yang lebih khusus yang digunakan untuk menyebut pengumpulan
manusia dengan karakteristik tertentu. Misalnya yang menekankan bahwa interaksi
yang kontinyu itu berlangsung dalam batas-batas wilayah geografik tertentu,
sehingga orang-orang dalam batas wilayah itu saling berinteraksi secara lebih
intensif daripada dengan orang-orang yang berada di luar batas itu.
Pengelompokan yang demikian ini disebut komunitas, atau masyarakat setempat.
Misalnya masyarakat desa atau masyarakat kota. Juga dapat dalam lingkup ruang
geografik yang lebih kecil, misalnya Rukun Tetangga, Rukun Kampung, dusun, dan
sebagainya.
Untuk wilayah sosial, dapat berupa kelas atau kelompok
sosial tertentu. Misalnya untuk yang berjenjang dapat berupa kelas atas, kelas
menengah, atau kelas bawah, sedangkan yang tidak berjenjang dapat juga
kelompok kiri, kanan, atau tengah, berbagai kelompok profesi, atau sebagaimana
diungkapkan Geertz, ada kelompok santri, priyayi, atau abangan. Untuk kategori
wilayah kebudayaan, dapat berupaka sukubangsa atau kelompok-kelompok agama.
Demikianlah, sehingga –sekali lagi– masyarakat merupakan
penyebutan yang paling umum dan general untuk sebuah pengumpulan manusia pada
suatu wilayah.
Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikultural?
Masyarakat jenis ini kadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural
society.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS
Furnival untuk menyebut masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi
dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda
antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di
mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi
bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki
loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan
pengertian heterogen. Majemuk atau plural itu merupakan lawan dari kata
singular atau tunggal. Sehingga, masyarakat plural itu bukan masyarakat yang
tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung satu sistem
kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat
lebih dari satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem
kebudayaan (subkultur) berbeda satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota,
mungkin tepat disebut sebagai masyarakat heterogen, sepanjang meskipun mereka
berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama, ras, atau pun
aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok
berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut
homogen. Disebut homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara
relatif sama. Disebut heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda,
namun –sekali lagi– mereka tidak mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA
tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural,
majemuk, atau plural apabila para anggota-anggotanya berasal dari SARA yang
saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar pengelompokan para anggota masyarakat,
sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih kelompok etnis maupun
sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat primordial, dan
masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok
lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak
masyarakat majemuk, struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif,
sehingga proses menuju integrasi sosialnya terhambat.
Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat
multikultural menurut van Den Berghe.
1. Mengalami segmentasi
ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
2. Memiliki struktur yang
terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3. Kurang dapat
mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
4. Relatif sering
mengalami konflik
5. Secara
relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6. Ketergantungan
ekonomi, dan/atau
7. Dominasi politik oleh
suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
2.4.1
Multikulturalisme untuk Masyarakat Majemuk
Suatu
masyarakat disebut sebagai masyarakat majemuk, jika masyarakat tersebut
memenuhi satu dari dua definisi berikut ini.Pertama, masyarakat majemuk adalah
masyarakat yang terdiri dari komunitas etnik yang berbeda-beda.Komunitas etnik
tersebut hidup terpisah-pisah, dan masing-masing memiliki moralitasnya sendiri.
Yang kedua, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang hidup di dalam satu
komunitas yang sama, namun dipisahkan satu sama lain oleh pasar. Pada titik ini
ada baiknya kita bertanya, apakah masyarakat majemuk semacam itu akan mendorong
terciptanya semacam moralitas bersama untuk memampukan mereka hidup bersama
secara harmonis, atau mereka justru akan menciptakan relasi dominatif antara
kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah, di mana justru relasi
dominatif itu yang akan menjadi pengikat kehidupan bersama?
Salah
satu sosiolog yang mencoba menganalisis hal ini adalah M.G Smith.Menurutnya
suatu masyarakat yang homogen selalu memiliki seperangkat aturan sistem sosial
yang uniter.Artinya masyarakat tersebut mempunyai seperangkat aturan yang
mengatur kehidupan privat, religius, hukum, politik, ekonomi, pendidikan, dan
sebagainya.Akan tetapi masyarakat majemuk tidaklah memiliki hal semacam itu.
Masyarakat majemuk ditandai dengan beragamnya perangkat aturan nilai yang
digunakan untuk menata kehidupan sosial manusia, dan masing-masing aturan nilai
tersebut bersifat total hanya bagi orang-orang yang berada di dalam kultur
ataupun agama tertentu. Di dalam masyarakat semacam ini tidak ada sabuk
pengikat kehidupan bersama. Bahkan menurut Smith, masyarakat majemuk justru
diikat oleh adanya dominasi kelompok yang satu atas kelompok yang lain. Jadi
elemen yang mengikat masyarakat majemuk untuk tetap eksis sebagai masyarakat
justru adalah dominasi.Dalam konteks ini Smith menawarkan suatu model untuk
menjelaskan terjadinya diskriminasi rasial di dalam masyarakat majemuk.
Tentu
saja model ini bukanlah suatu model yang ideal bagi masyarakat
multikultur.Untuk mencoba merumuskan model ideal bagi suatu masyarakat
multikultur, kita pertama-tama perlu untuk membedakan wilayah privat dan
wilayah publik dari kehidupan sosial. Rex menawarkan tiga model dalam konteks
ini. Pertama, kita dapat memikirkan sebuah masyarakat yang memiliki ruang
publik yang tunggal, namun justru mendorong terciptanya perbedaan di dalam
ruang privat.Kedua, kita dapat membayangkan sebuah model masyarakat, di mana
masyarakat sekaligus mendorong kesatuan di dalam ruang publik maupun di dalam
ruang privat.Kesatuan tersebut tentunya didasarkan pada seperangkat nilai-nilai
moral yang disepakati bersama.Ketiga, suatu masyarakat juga dapat mendorong
perbedaan dan mengakui pluralitas nilai sekaligus di ruang publik, dan di dalam
ruang privat. Masyarakat multikultur yang ideal, menurut Rex, adalah masyarakat
yang memenuhi model pertama, di mana setiap orang dan setiap kelompok diberi
kebebasan untuk mengekspresikan nilai-nilai maupun cara hidup mereka, namun
tetap mengacu terus pada ruang publik bersama sebagai satu kesatuan. Model
kedua adalah model yang dipakai oleh praktek-praktek kolonialisme, seperti pada
sistem Apartheid di Afrika Selatan.
2.4.1
Konfigirasi masyarakat multikultural.
Furnival
mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang
menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu:
(1) masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, (2) masyarakat majemuk dengan
maioritas dominan, (3) masyarakat majemuk dengan minirotas dominan, dan (4)
masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.
1.
Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang
Di
antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi
yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain.
Integrasi sosial sebagai sebuah masyarakat besar tidak mudah terjadi, kecuali
kalau ada di antara kelompok-kelompok tersebut yang berhasil membangun koalisi
lintas kelompok, misalnya lintas etnik yang membentuknya.
2.
Masyarakat majemuk dengan konfigurasi maioritas dominan
Di
antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa.
3. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas
dominan
Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu
kelompok yang kecil tetapi berkuasa
4. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental
Terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang satu dengan
yang lain saling terpisah dan sangat terbatas interaksi dan komunikasinya. Sama
dengan konfigurasi kompetisi seimbang, masyarakat majemuk jenis ini pun
integrasi sosial hanya dapat dicapai apabila terjadi koalisi lintas etnis.
Menurut Anda, sebagai sebuah masyarakat majemuk,
masyarakat Indonesia memiliki konfigurasi yang mana?
2.4.2 Faktor-faktor peyebab kemajemukan
Meskipun menurut sejarah, masyarakat Indonesia relatif
berasal dari nenek moyang yang sama, tetapi karena keadaan geografiknya,
akhirnya masyarakat Indonesia bersifat majemuk.Kondisi
geografik yang menjadi penyebab kemajemukan masyarakat, adalah
1. Bentuk wilayah yang
berupa kepulauan. Kondisi ini mengakibatkan, meskipun berasal dari nenek moyang
yang sama, tetapi akhirnya mereka terpisah-pisah di pulau-pulau yang saling
berbeda, sehingga masing-masing terisolasi dan mengembangkan kebudayaan
sendiri. Jadilah masyarakat Indonesia mengalami kemajemukan ethnik atau
sukubangsa.
2. Letak wilayah yang
strategis, di antara dua benua dan dua samudera, kondisi ini mengakibatkan
Indonesia banyak didatangi oleh orang-orang asing yang membawa pengaruh unsur
kebudayaan, antara lain –yang paling menonjol– adalah agama. Kondisi ini mengakibatkan
masyarakat Indonesia majemuk dalam hal agama.Lima agama besar dunia ada di
Indonesia.Lima agama besar yang dimaksud adalah (1) Hindu (pengaaruh India),
(2) Budha (pengaruh bangsa-bangsa Asia), (3) Katholik (pengaruh kedatangan
bangsa portugis), (4) Kristen (pengaruh kedatangan bangsa Belanda), dan (5)
Islam (pengaruh masuknya pedagang-pedagang dari Timur Tengah).
3. Variasi iklim, jenis
serta kesuburan tanah yang berbeda di antara beberapa tempat, misalnya daerah
Indonesia bagian Timur yang lebih kering, tumbuh menjadi sukubangsa peternak,
daerah Jawa dan Sumatra yang dipengaruhi vulkanisme tumbuh menjadi daerah
dengan masyarajat yang hidup dari bercocok tanam. Variasi iklim dan jenis serta
kesuburan tanah ini mengakibatkan masyarakat Indonesia majemuk dalam hal
kultur, antara lain cara hidup.
2.4.3
Bentuk Struktur Sosial Masyarakat Majemuk
1.
Struktur sosial yang terinterseksi (intersected social structure)
Kelompok-kelompok
sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang
yang berasal dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras, dan aliran.
Dalam
bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam
kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas
yang juga silang-menyilang (cross-cutting affiliation dan cross-cutting
loyalities).
Bentuk
struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam
masyarakat multicultural.
2.
Struktur sosial yang terkonsolidasi (consolidated social structure)
Dalam
bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok sosial yang ada hanya
mewadahi orang-orang yang berlatar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran
yang sama.
Sehingga
terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilahan struktur sosial. Orang Bali akan
identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan orang Islam. Partai tertentu identik dengan orang
Islam, partai yang lain identik dengan orang Kristen, dan seterusnya.
Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan menghambat
terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multicultural, karena akan terjadi
pertajaman prasangka antar-kelompok.
Struktur sosial terpilah dengan parameter yang tumpang
tindih, pemilahan berdasarkan sukubangsa tumpang tindih dengan pemilahan
berdasrkan agama, ras, aliran, atau kelas-kelas sosial dan ekonomi.
Ikatan dalam kelompok dalam akan sangat kuat, tetapi akan menimbulkan prasangka
terhadap kelompok luarnya.
2.4.4 Perilaku dalam masyarakat
multikultural
Dalam kehidupan masyarakat multikultural, sering tidak
dapat dihindari berkembangnya faham-faham atau cara hidup yang didasarkan pada
ethnosentrisme, primordialisme, aliran, sektarianisme, dan sebagainya.
· Ethnosentrisme
merupakan faham atau sikap menilai kebudayaan sukubangsa/kelompok
lain menggunakan ukuran yang berlaku di sukubangsa kelompok/masyarakat sendiri
· Primordialisme
merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa (memberi prioritas)
orang-orang yang latarbelakag sukubangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang
sama dalam urusan publik.
· Kronisme:
memprioritaskan teman. Nepotisme = memprioritaskan anggota keluarga.
· Politik
aliran merupakan kehidupan perpolitikan yang didasarkan pada
faktor-faktor primordial (SARA)
· Prasangka
dan stereotipe ras/etnis adalah penilaian suatu ras/etnis berdasarkan pendapat
orang banyak yang belum pernah dibuktikan tetapi dianggap benar
2.4.5
Proses integrasi dalam masyarakat multikultual
Integrasi
sosial tidak hanya sebuah ungkapan normatif, melainkan juga telah lama menjadi
persoalan akademik.
Secara
sosiologis, terdapat dua pendekatan:
1) konsensus
yang lebih menekankan pada dimensi budaya (teori struktural fungsional),
dan
2) konflik
yang lebih menekankan dimensi struktural (teori struktural konflik).
Menurut
pendekatan konsensus integrasi dapat dicapai melalui suatu kesepakatan tentang
nilai dasar (common platform); sedangkan menurut pendekatan konflik,
integrasi hanya dapat dicapai melalui dominasi satu kelompok atas lainnya.
Integrasi
sosial dalam masyarakat majemuk dipengaruhi oleh beberapa ha, misalnya: (1)
struktur sosialnya, apakah interseksi atau konsolidasi, (2) faham atau
ideologi, yang berkembang dalam masyarakat apakah ethnosentrisme,
primordialisme, aliran, sektarianisme, dan lain-lain, ataukah faham relativisme
kebudayaan, (3) apakah dapat berlangsung koalisi, (4) apakah dapat membangun
konsensus tentang nilai dasar, (5) apakah berlangsung proses-proses menuju
akulturasi budaya majemuk, dan (6) adakah kelompok dominan.
Struktur
sosial yang bersifat intersected, berkembangnya faham relativisme kebudayaan,
koalisi lintas-etnis, konsensus tentang nilai dasar, akulturasi budaya majemuk,
dan adanya kelompok dominan merupakan faktor-faktor yang mendorong
berlangsungnya integrasi sosial dalam masyarakat majemuk.
2.5 Unsur-unsur
kebudayaan
Kebudayaan
umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal.Unsur-unsur
kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa-bangsa di dunia.
Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan
universal, yaitu:
a. Sistem religi
yang meliputi :
· sistem
kepercayaan
· sistem
nilai dan pandangan hidup
· komunikasi
keagamaan
· upacara
keagamaan
b. Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi :
· Kekerabatan
· asosiasi
dan perkumpulan
· sistem
kenegaraan
· sistem
kesatuan hidup
· perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan
tentang:
· flora
dan fauna
· waktu,
ruang dan bilangan
· tubuh
manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat
untuk berkomunikasi berbentuk:
· lisan
· tulisan
· Kesenian
yang meliputi:
· seni
patung/pahat
· relief
· lukis
dan gambar
· rias
· vocal
· musik
· bangunan
· kesusastraan
· drama
e. Sistem
mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi :
· berburu
dan mengumpulkan makanan
· bercocok
tanam
· peternakan
· perikanan
· perdagangan
f. Sistem peralatan
hidup atau teknologi yang meliputi :
· produksi,
distribusi, transportasi
· peralatan
komunikasi
· peralatan
konsumsi dalam bentuk wadah
· pakaian
dan perhiasan
· tempat
berlindung dan perumahan
· senjata
2.5. Unsur-unsur kebudayaan :
1. Sistem Religi/
Kepercayaan
2. Sistem organisasi
kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan
teknologi
2.6. Fungsi, Hakekat dan Sifat Kebudayaan
Fungsi Kebudayaan.
Fungsi
kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan
berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan
berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman
antar manusia atau kelompok
2. Wadah
untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan
manusia
4. Pembeda antar manusia
dan binatang
2.7. Hakekat Kebudayaan
1. Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan
itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah
generasi tidak ada
3. Kebudayan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Kebudayaan mencakup
aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban
2.8. Sifat kebudayaan
1. Etnosentis
2. Universal
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel)
6. Integratif (Integrasi)
2.9. Aspek-aspek kebudayaan
1. Kesenian
2. Bahasa
3. Adat Istiadat
4. Budaya daerah
5. Budaya Nasional
3.0. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perubahan kebudayaan faktor-faktor pendorong proses kebudayaan daerah
1. kontak dengan negara
lain
2. sistem pendidikan
formal yang maju
3. sikap menghargai hasil
karya seseorang dan keinginan untuk maju
4. penduduk yang
heterogen
5. ketidak puasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
3.1. Faktor-faktor penghambat proses
perubahan kebudayaan
1. faktor dari dalam masyarakat
· betambah
dan berkurangnya penduduk
· penemuan-penemuan
baru
· petentangan-pertentangan
didalam masyarakat
· terjadinya
pemberontakan didalam tubuh masyarakat itu sendiri
2. faktor dari luar masyarakat
· berasal
dari lingkungan dan fisik yang ada disekitar manusia
· peperangan
dengan negara lain
1.Anggota
PWI Persatuan Wartawan Indonesia berasal dari berbagai suku-bangsa di
Indonesia. Mereka mempunyai kesetiaan dalam kelompok kesukuan masing-masing dan
kesetiaan dalam kelompok profesi sehingga terjadi interseksi sosial atas dasar
…
a. pendidikan dan pekerjaan
b. profesi dan kesukuan
c. organisasi dan profesi
d. PWI dan suku-bangsa
e. kesetiaan dan keanggotaan
a. pendidikan dan pekerjaan
b. profesi dan kesukuan
c. organisasi dan profesi
d. PWI dan suku-bangsa
e. kesetiaan dan keanggotaan
2.
Untuk menjaga kerukunan hidup antarumat beragama adalah dengan toleransi, yaitu
dengan jalan …
a. bertanggung jawab terhadap agama yang dianut oleh anggota keluarganya
b. menaati segala aturan agama dan menjauhi larangan-larangan –Nya
c. berkewajiban menyatukan agama yang berbeda-beda di masyarakat
d. harus menyiarkan ajaran agamanya masing-masing dengan baik
e. saling hormat menghormati antarsesama umat beragama
3. Kesetiaan tradisional merupakan sikap masyarakat yang berpegang teguh kepada hal-hal yang dibawa sejak lahir dalam kelompoknya, disebut….
a. Chouvinisme
b. Patriotisme
c. Idealisme
d. Primordialisme
e. Moralitas
a. bertanggung jawab terhadap agama yang dianut oleh anggota keluarganya
b. menaati segala aturan agama dan menjauhi larangan-larangan –Nya
c. berkewajiban menyatukan agama yang berbeda-beda di masyarakat
d. harus menyiarkan ajaran agamanya masing-masing dengan baik
e. saling hormat menghormati antarsesama umat beragama
3. Kesetiaan tradisional merupakan sikap masyarakat yang berpegang teguh kepada hal-hal yang dibawa sejak lahir dalam kelompoknya, disebut….
a. Chouvinisme
b. Patriotisme
c. Idealisme
d. Primordialisme
e. Moralitas
4.
Salah satu sarana yang dapat mempersatukan suku-suku bangsa Indonesia yang
paling dominan adalah
a. bahasa Indonesia
b. kesenian
c. pelabuhan
d. pasar
e. transportasi
a. bahasa Indonesia
b. kesenian
c. pelabuhan
d. pasar
e. transportasi
5.
Salah satu fungsi etnosentrisme pada suatu suku bangsa adalah untuk …
a. mempertahankan kebudayaan sendiri
b. membudayakan kebudayaan asing
c. mempertahankan kebudayaan nasional
d. membentuk kebudayaan modern
e. menggabungkan dua kebudayaan
a. mempertahankan kebudayaan sendiri
b. membudayakan kebudayaan asing
c. mempertahankan kebudayaan nasional
d. membentuk kebudayaan modern
e. menggabungkan dua kebudayaan
6.
Perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak mengganggu keutuhan dan kesinambungan
masyarakat sejauh telah terakomodasi dalam semangat …
a. Nasionalisme
b. Patriotisme
c. Heroisme
d. Integralisme
e. Etnosentrisme
a. Nasionalisme
b. Patriotisme
c. Heroisme
d. Integralisme
e. Etnosentrisme
7.
Berikut ini adalah salah satu contoh integrasi budaya
a. keris pusaka
b. kebaya wanita
c. lemari buku
d. tari Bali
e. tari sekapur sirih
a. keris pusaka
b. kebaya wanita
c. lemari buku
d. tari Bali
e. tari sekapur sirih
8.
Masyarakat Indonesia disebut etnik pluralistik, karena merupakan masyarakat
yang …
a. persatuan suku-suku bangsanya kuat
b. agama dan kepercayaan bervariasi
c. terdiri atas berbagai ras
d. beraneka ragam adat istiadat
e. terdiri atas beraneka ragam suku bangsa
a. persatuan suku-suku bangsanya kuat
b. agama dan kepercayaan bervariasi
c. terdiri atas berbagai ras
d. beraneka ragam adat istiadat
e. terdiri atas beraneka ragam suku bangsa
9.
Dalam masyarakat majemuk terdapat banyak kelompok atas dasar kesukuan,
keagamaan, maupun kedaerahan; sehingga terdapat keanggotaan rangkap dalam
berbagai kelompok sosial tersebut: Perbedaan suku bangsa disatukan oleh
kesamaan agama, perbedaan agama/suku disatukan oleh kesamaan daerah, dan
seterusnya. Secara sosiologis struktur sosial tersebut dapat mempermudah …
a. Koordinasi
b. Konflik
c. Konsolidasi
d. Integrasi
e. akomodas
a. Koordinasi
b. Konflik
c. Konsolidasi
d. Integrasi
e. akomodas
10.
Kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan potensi yang memperkaya budaya
nasional, tetapi juga dapat mengancam persatuan nasional karena….
a. wilayah Indonesia yang terdiri atas banyak pulau
b. semua penduduk memiliki kedudukan sama di mata hukum
c. hubungan kerja sama antarkelompok masyarakat berjalan dengan harmonis
d. perbedaan etnis tidak membedakan kedudukan warga negara
e. masyarakat majemuk terdiri atas berbagai kelompok kultural
a. wilayah Indonesia yang terdiri atas banyak pulau
b. semua penduduk memiliki kedudukan sama di mata hukum
c. hubungan kerja sama antarkelompok masyarakat berjalan dengan harmonis
d. perbedaan etnis tidak membedakan kedudukan warga negara
e. masyarakat majemuk terdiri atas berbagai kelompok kultural
11.
Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia dapat mengakibatkan konflik apabila …
a. para pemimpin kuranga komodatif dan responsif
b. semangat kebangsaan anggota masyarakat lemah
c. pendapatan per kapita rendah dan banyak pengangguran
d. banyak tergantung kepada kemampuan bangsa lain
e. moral masyarakat tidak berdasarkan agama
a. para pemimpin kuranga komodatif dan responsif
b. semangat kebangsaan anggota masyarakat lemah
c. pendapatan per kapita rendah dan banyak pengangguran
d. banyak tergantung kepada kemampuan bangsa lain
e. moral masyarakat tidak berdasarkan agama
12.
Salah satu fungsi keanekaragaman suku bangsa dalam pembentukan budaya nasional
adalah….
a. menolak setiap unsur kebudayaan lain
b. untuk mengolah kebudayaan lain yang sesuai dengan kepribadian bangsa
c. merubah total kebudayaan yang ada dengan kebudayaan yang baru
d. mengambil kebudayaan lain secara menyeluruh
e. dapat memperkaya kehidupan bangsa
a. menolak setiap unsur kebudayaan lain
b. untuk mengolah kebudayaan lain yang sesuai dengan kepribadian bangsa
c. merubah total kebudayaan yang ada dengan kebudayaan yang baru
d. mengambil kebudayaan lain secara menyeluruh
e. dapat memperkaya kehidupan bangsa
13.
Suku Sunda dan Jawa tinggal di pulau yang sama, tetapi terdapat perbedaan yang
mendasar dalam hal….
a. sistem kekerabatannya
b. tingkah laku individunya
c. sistem pelapisan masyarakatnya
d. ras dan keturunannya
e. corak adat istiadatnya
a. sistem kekerabatannya
b. tingkah laku individunya
c. sistem pelapisan masyarakatnya
d. ras dan keturunannya
e. corak adat istiadatnya
14.
Contoh primordialisme yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah …
a. keanggotaan paguyuban/perkumpulan berdasarkan asal daerah
b. pembentukan kelompok pencinta alam berdasarkan minat dan hobi
c. pembentukan organisasi profesi berdasarkan keahlian
d. pembentukan badan usaha koperasi berdasarkan kepentingan bersama
e. keanggotaan rukun tetangga berdasarkan rumah yang berdekatan
a. keanggotaan paguyuban/perkumpulan berdasarkan asal daerah
b. pembentukan kelompok pencinta alam berdasarkan minat dan hobi
c. pembentukan organisasi profesi berdasarkan keahlian
d. pembentukan badan usaha koperasi berdasarkan kepentingan bersama
e. keanggotaan rukun tetangga berdasarkan rumah yang berdekatan
15.
Dalam masyarakat yang plural/multikultural terdapat kelompok suku bangsa Sunda,
Jawa, Batak, dan sebagainya. Penggolongan masyarakat selalu didasarkan pada
ciri-ciri….
a. Kekuasaan
b. Kebudayaan
c. Wilayah
d. Kekayaan
e. kelas sosial
a. Kekuasaan
b. Kebudayaan
c. Wilayah
d. Kekayaan
e. kelas sosial
16.
Tanggung jawab individu dalam kehidupan beragama pada masyarakat multukultural
adalah …
a. kebebasan memilih agama yang diyakini
b. memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat
c. berdoa menurut keyakinannya
d. merayakan hari besar agama masing-masing
e. saling menghormati sesama umat beragama
a. kebebasan memilih agama yang diyakini
b. memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat
c. berdoa menurut keyakinannya
d. merayakan hari besar agama masing-masing
e. saling menghormati sesama umat beragama
17.
Kemajemukan masyarakat Indonesia memiliki sumber yang paling dasar dalam
keanekaragaman …
a. mata pencaharian masyarakat
b. kondisi ekonomi
c. kondisi geografis
d. kondisi budaya
e. kondisi politik
a. mata pencaharian masyarakat
b. kondisi ekonomi
c. kondisi geografis
d. kondisi budaya
e. kondisi politik
18.
Hasil teknologi modern yang paling tepat mempersatukan rakyat Indonesia
adalah….
a. Televisi
b. Majalah
c. Radio
d. surat kabar
e. tape recorder
a. Televisi
b. Majalah
c. Radio
d. surat kabar
e. tape recorder
19.
Salah satu pengaruh primordialisme terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah …
a. menghambat proses integrasi nasional
b. mempertajam perbedaan pandangan
c. menghilangkan sentimen kedaerahan
d. membangkitkan rasa permusuhan
e. mendorong proses integrasi nasional
a. menghambat proses integrasi nasional
b. mempertajam perbedaan pandangan
c. menghilangkan sentimen kedaerahan
d. membangkitkan rasa permusuhan
e. mendorong proses integrasi nasional
20.
Salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang
ber-Bhineka Tunggal Ika ialah adanya persamaan …
a. Ras
b. pandangan hidup
c. adat istiadat
d. nenek moyang
e. kepentingan
a. Ras
b. pandangan hidup
c. adat istiadat
d. nenek moyang
e. kepentingan
21.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau multikultural.
Kemajemukan masyarakat Indonesia
ditandai dengan….
a. tingginya angka kematian dan kelahiran
b. banyaknya suku, agama, dan budaya
c. strategisnya letak wilayah Indonesia
d. besarnya jumlah penduduk Indonesia
e. luasnya wilayah negara Indonesia
ditandai dengan….
a. tingginya angka kematian dan kelahiran
b. banyaknya suku, agama, dan budaya
c. strategisnya letak wilayah Indonesia
d. besarnya jumlah penduduk Indonesia
e. luasnya wilayah negara Indonesia
22.
Anggapan subjektif bahwa kelompoknya lebih religius dibanding kelompok
masyarakat lain merupakan perilaku masyarakat multikultural yang disebut….
a. Narsisme
b. Ekstrimisme
c. Nasionalisme
d. Etnosentrisme
e. Egoisme
a. Narsisme
b. Ekstrimisme
c. Nasionalisme
d. Etnosentrisme
e. Egoisme
23.
Mahasiswa di Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa. Mereka mendapatkan
pelayanan administrasi dan akademi yang sama. Berdasarkan kenyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa …
a. kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi tidak dipengaruhi oleh perbedaan suku bangsa
b. setiap suku bangsa mempunyai kesempatan memasuki perguruan tinggi
c. berbagai suku bangsa dapat mengirimkan generasi mudanya ke perguruan tinggi
d. hak mendapatkan pendidikan tinggi diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan semua suku bangsa
e. setiap mahasiswa berasal dari suku bangsa yang beraneka ragam
a. kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi tidak dipengaruhi oleh perbedaan suku bangsa
b. setiap suku bangsa mempunyai kesempatan memasuki perguruan tinggi
c. berbagai suku bangsa dapat mengirimkan generasi mudanya ke perguruan tinggi
d. hak mendapatkan pendidikan tinggi diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan semua suku bangsa
e. setiap mahasiswa berasal dari suku bangsa yang beraneka ragam
24.
Masyarakat Indonesia bersifat majemuk terdiri berbagai suku bangsa, adat
istiadat, agama, dan kebudayaan. Dalam perbedaan tersebut proses hubungan
kerjasama dan terbentuk kesatuan yang harmonis. Berdasarkan itu dapat diketahui
adanya proses menuju …
a. Integrasi
b. Persaingan
c. Kristalisasi
d. kerja sama
e. disintegrasi
a. Integrasi
b. Persaingan
c. Kristalisasi
d. kerja sama
e. disintegrasi
25.
Dalam masyarakat majemuk terdapat banyak kelompok atas dasar kesukuan, keagamaan,
maupun kedaerahan; sehingga terdapat keanggotaan rangkap dalam berbagai
kelompok sosial tersebut: Perbedaan suku bangsa disatukan oleh kesamaan agama,
perbedaan agama/suku disatukan oleh kesamaan daerah, dan seterusnya. Secara
sosiologis struktur sosial tersebut dapat mempermudah …
a. Koordinasi
b. Akomodasi
c. Integrasi
d. Konflik
e. konsolidasi
a. Koordinasi
b. Akomodasi
c. Integrasi
d. Konflik
e. konsolidasi
26.
Perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak mengganggu keutuhan dan kesinambungan
masyarakat sejauh telah terakomodasi dalam semangat …
a. Etnosentrisme
b. Heroisme
c. Nasionalisme
d. Integralisme
e. Patriotisme
a. Etnosentrisme
b. Heroisme
c. Nasionalisme
d. Integralisme
e. Patriotisme
27.
Berikut ini yang termasuk contoh interseksi dengan parameter profesi dan etnis
adalah …
a. sejak tinggal di Jakarta Ani dan Dewi memiliki hobi dan pekerjaan yang sama
b. sebagai sahabat karib Tono dan Dewo meskipun bekerja di tempat yang berbeda mereka tetap berhubungan
c. sejak mereka bekerja di tempat yang sama dan berasal dari daerah yang sama hubungan mereka kian akrab
d. konflik antara kakak dan adik itu dapat diselesaikan karena mereka sadar adanya hubungan keluarga
e. Tigor yang berasal dari Batak akhirnya menikah dengan teman sekerjanya yang berasal dari Bugis
a. sejak tinggal di Jakarta Ani dan Dewi memiliki hobi dan pekerjaan yang sama
b. sebagai sahabat karib Tono dan Dewo meskipun bekerja di tempat yang berbeda mereka tetap berhubungan
c. sejak mereka bekerja di tempat yang sama dan berasal dari daerah yang sama hubungan mereka kian akrab
d. konflik antara kakak dan adik itu dapat diselesaikan karena mereka sadar adanya hubungan keluarga
e. Tigor yang berasal dari Batak akhirnya menikah dengan teman sekerjanya yang berasal dari Bugis
28.
Peranan bahasa nasional dalam pergaulan antarsuku bangsa seperti pernyataan di
bawah ini, kecuali….
a. mempersatukan pendapat
b. merupakan sarana pergaulan
c. mempererat tali persaudaraan
d. alat untuk mengembangkan kesenian
e. alat komunikasi dan pemersatu
a. mempersatukan pendapat
b. merupakan sarana pergaulan
c. mempererat tali persaudaraan
d. alat untuk mengembangkan kesenian
e. alat komunikasi dan pemersatu
29.
Beberapa agama diakui oleh pemerintah Indonesia secara resmi dan dijamin
keberadaannya. Kemajemukan atau keberagaman tersebut dapat menjadi sumber
munculnya perilaku primordial dalam bentuk….
a. Stereotip
b. Hedonisme
c. Kebebasan
d. Separatisme
e. fanatisme
a. Stereotip
b. Hedonisme
c. Kebebasan
d. Separatisme
e. fanatisme
30.
Faktor penyebab adanya primordialisme adalah …
a. letak yang terisolasi sehingga tidak terpengaruh budaya asing
b. takut keseimbangan sistem masyarakatnya goyah
c. fanatisme yang berlebihan dan meremehkan budaya asing
d. kesetiaan terhadap sesuatu yang dimiliki sejak lahir
e. sikap tertutup terhadap budaya asing karena rasa curiga
a. letak yang terisolasi sehingga tidak terpengaruh budaya asing
b. takut keseimbangan sistem masyarakatnya goyah
c. fanatisme yang berlebihan dan meremehkan budaya asing
d. kesetiaan terhadap sesuatu yang dimiliki sejak lahir
e. sikap tertutup terhadap budaya asing karena rasa curiga
KUNCI
JAWABAN
1.
A
2. E
3.D
4.B
5.A
6.A
7. B
2. E
3.D
4.B
5.A
6.A
7. B
8.
E
9.
D
10. E
11.B
12.E
13.E
14. A
10. E
11.B
12.E
13.E
14. A
15.
B
16.
E
17. C
18.A
19.A
20.B
21.B
22. D
17. C
18.A
19.A
20.B
21.B
22. D
23.
A
24.
A
25. C
26.C
27.C
28. A
25. C
26.C
27.C
28. A
29.
E
30. D
30. D
31. Masyarakat
multikultural berdasarkan suku bangsa di Indonesia ditandai dengan adanya
tingkat solidaritas yang tinggi antar individu dalam kelompok genealogis. Hal
itu disebabkan adanya keyakinan tentang kesamaan. . . .
A. Bahasa
dan budaya
B. Ciri-ciri
fisik
C. Asal-usul
daerah
D. Nenek
moyang
E. Mata
pencaharian
Jawaban:
C
32. Jakarta
sebagai kota metropolitan didatangi oleh berbagai kelompok suku bangsa yang
memiliki karakter beragam. Keragaman karakter dan perilaku di antara mereka
menggambarkan ciri kemajemukan dalam aspek. . . .
A. Kepentingan
bangsa
B. Tujuan
masyarakat
C. Kemauan
bersama
D. Kebiasaan
masyarakat
E. Kegiatan
kebudayaan
Jawaban:
B
33. Gejala
hubungan sosial dalam masyarakat:
1) Hubungan
antaranggota bersifat formal
2) Memiliki
orientasi ekonomi dan tidak kekal
3) Terdapat
ikatan batin yang kuat antaranggota
4) Hubungan
antaranggota bersifat informal
Dari gejala sosial
tersebut yang merupakan ciri kelompok sosial patembayan
adalah. . . .
A. 1
dan 2
B. 1
dan 3
C. 2
dan 3
D. 2
dan 4
E. 3
dan 4
Jawaban:
C
34. Masyarakat
majemuk mengalami proses segmentasi atau pembagian kelompok, dengan struktur
sosial yang terbagi-bagi, dan secara relatif sering terjadi konflik antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Ciri-ciri tersebut dapat
berpengaruh terhadap munculnya. . . .
A. Komunikasi
yang saling menguntungkan
B. Kontak
sosial yang saling mentoleransi
C. Hubungan
sosial yang saling mencurigai
D. Interaksi
sosial yang saling membantu
E. Akomodasi
yang cepat dan permanen
Jawaban:
C
35. Salah
satu ciri dari masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk adalah beragam
umat beragama dan kelompok suku bangsa. Pengaruh negatif dari kenyataan
tersebut adalah. . . .
A. Menyebabkan
kondisi dinamis
B. Memandang
tinggi budaya masyarakat
C. Memudahkan
kontak dengan budaya luar
D. Mengambil
budaya dari luar negeri
E. Mengarah
pada disintegrasi budaya
Jawaban:
B
36. Kelompok
sosial kekerabatan dengan anggota yang banyak memiliki ikatan batin secara
murni, tanpa pamrih (ikhlas) dan bersifat alamiah (non-formal). Berdasarkan
ciri-cirinya, kelompok sosial tersebut adalah. . . .
A. Paguyuban
B. Patembayan
C. Perkumpulan
D. Pagelaran
E. Perhimpunan
Jawaban:
A
37. Kelompok
sosial kekerabatan dengan anggota yang banyak memiliki ikatan batin secara
murni, tanpa pamrih (ikhlas) dan bersifat alamiah (non-formal). Berdasarkan ciri-cirinya,
kelompok sosial tersebut adalah. . . .
A. Paguyuban
B. Patembayan
C. Perkumpulan
D. Pagelaran
E. Perhimpunan
Jawaban:
A
38. Salah
satu ciri dari masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk adalah beragam umat
beragama dan kelompok suku bangsa. Pengaruh negatif dari kenyataan tersebut
adalah. . . .
A. Menyebabkan
kondisi dinamis
B. Memandang
tinggi budaya masyarakat
C. Memudahkan
kontak dengan budaya luar
D. Mengambil
budaya dari luar negeri
E. Mengarah
pada disintegrasi budaya
Jawaban:
A
39. Beberapa
ciri kehidupan sosial:
1) Memiliki
kesadaran bersama pada nilai dan norma yang berlaku
2) Terdapat
konsensus, perasaan solidaritas, dan identitas bersama
3) Sulit
mencapai konsensus bersama terhadap nilai yang bersifat dasar
4) Cenderung
sering mengalami konflik antarkelompok yang berbeda
Yang termasuk ciri
kehidupan sosial pada masyarakat majemuk, adalah. . . .
A. (1)
dan (2)
B. (1)
dan (3)
C. (2)
dan (3)
D. (2)
dan (4)
E. (3)
dan (4)
Jawaban:
A
40. Dalam
masyarakat Indonesia terdapat beberapa agama. Semua agama tersebut masuk ke
Indonesia melalui kontak dan komunikasi dengan bangsa asing. Kondisi
kemajemukan sosial keagamaan ini, disebabkan oleh faktor. . . .
A. Struktur
sosial masyarakat
B. Kondisi
lingkungan alam
C. Perbedaan
iklim/cuaca
D. Pengaruh
budaya asing
E. Feodalisme
Jawaban:
A
41. Beberapa
ciri kehidupan sosial!
1) Sulit
mencapai kesepakatan bersama bagi kelompok yang berbeda
2) Sering
terjadi konflik sosial antarkelompok yang berbeda
3) Proses
integrasi berlangsung secara cepat antarkelompok yang berbeda
4) Mudah
melakukan kooperasi di antara kelompok yang berbeda
Ciri-ciri yang
terdapat pada masyarakat majemuk (plural) adalah. . . .
A. (1)
dan (2)
B. (1)
dan (3)
C. (2)
dan (3)
D. (2)
dan (4)
E. (3)
dan (4)
Jawaban:
E
42. Kehidupan
masyarakat di wilayah Nusantara memiliki karakteristik dan kearifan lokal
tersendiri. Mereka mengembangkan pola hidup yang berbeda antara daerah satu
dengan yang lainnya.Masing-masing daerah memiliki basis kegiatan ekonomi yang berbeda,
ada yang mengembangkan sektor pertanian, Perkebunan, Maupun nelayan.
Kemajemukan sosial tersebut disebabkan oleh faktor. . . .
A. Pengaruh
penjajahan
B. Kondisi
geografis
C. Unsur
budaya luar
D. Sumber
daya manusia
E. Tradisi
masyarakat
Jawaban:
B
43. Perhatikan
beberapa ciri kehidupan sosial !
1) Terdapat
saling ketergantungan antar kelompok yang berbeda
2) Proses
integrasi sosial, cenderung tumbuh atas dasar paksaan
3) Terdapat
konsesus, solidaritas sosial, dan identitas bersama
4) Sulit
mencapai konsensus bersama terhadap nilai yang mendasar
- Yang
termasuk ciri kehidupan sosial pada masyarakat majemuk adalah. . . .
A. (1)
dan (2)
B. (1)
dan (3)
C. (2)
dan (3)
D. (2)
dan (4)
E. (3)
dan (4)
Jawaban:
B
44. Sekelompok
manusia yang di satukan atas dasar ikatan profesi yang sama hubungan sosialnya
bersifat kontraktual dan memiliki kepentingan atau tujuan tertentu yang bersifat
sementara, misalnya; IDI, PERI, DAN PWI. Contoh tersebut menggambarkan kesatuan
sosial yang berbentuk. . . .
A. Gemeinschaft
B. Gesselschaft
C. Paguyuban
D. Perserikatan
E. Perhimpunan
Jawaban:
E
45. Perhatikan
beberapa ciri kehidupan sosial berikut !
1) Memilih
banyak perbedaan sosial yang dapat memperkuat satu sama lain
2) Terdapat
dominasi kelompok sosial tertentu terhadap kelompok lainnya
3) Sulit
mencapai konsensus bersama terhadap nilai yang bersifat mendasar
4) Memiliki
banyak faktor yang menyatukan kehidupan dan identitas bersama
Yang termasuk
kehidupan sosial pada masyarakat majemuk adalah. . . .
A. (1)
dan (2)
B. (1)
dan (3)
C. (2)
dan (3)
D. (2)
dan (4)
E. (3)
dan (4)
Jawaban:
D
46. Masyarakat
multikultural berdasarkan suku bangsa di Indonesia ditandai dengan adanya
tingkat solidaritas yang tinggi antar individu dalam kelompok genealogis. Hal
itu disebabkan adanya keyakinan tentang kesamaan. . . .
A. Bahasa dan budaya
B. Ciri-ciri fisik
C. Asal-usul daerah
D. Nenek moyang
E. Mata pencaharian
Jawaban: A
47. Masyarakat
Indonesia yang majemuk antara lain ditandai dengan beraneka ragam suku bangsa
dan agama yang dianut. Masing-masing memiliki kebudayaan dan ritual berbeda dan
kurang komunikasi sehingga rawan konflik. Komposisi tersebut menunjukkan
konfigurasi masyarakat majemuk yaitu. . . .
A. Mayoritas dominan
B. Minoritas dominan
C. Fragmentasi sosial
D. Kompetisi seimbang
E. Mayoritas seimbang
Jawaban: C
48. Masyarakat majemuk
mengalami proses segmentasi atau pembagian kelompok, dengan struktur sosial
yang terbagi-bagi, dan secara relatif sering terjadi konflik antara kelompok
yang satu dengan kelompok yang lain. Ciri-ciri tersebut dapat berpengaruh
terhadap munculnya. . . .
A. Komunikasi yang saling menguntungkan
B. Kontak sosial yang
saling mentoleransi
C. Hubungan sosial yang
saling mencurigai
D. Interaksi sosial yang saling membantu
E. Akomodasi yang cepat
dan permanen
Jawaban: C
49. Struktur majemuk
masyarakat Indonesia berpengaruh terhadap pola hubungan antar kelompok sosial.
Untuk menjaga solidaritas internal maka masing-masing pihak melakukan upaya
penguatan ke dalam kelompoknya. Berkaitan dengan upaya integrasi masyarakat,
maka dapat disimpulkan bahwa. . . .
A. Struktur interseksi mendorong terjadinya
konflik
B. Konsolidasi group
menghambat integrasi sosial masyarakat
C. Struktur sosial
masyarakat majemuk didominasi kelompok etnis
D. Interseksi bisa menghambat integrasi sosial
dalam masyarakat
E. Konsolidasi dan
interseksi menghambat integrasi secara menyeluruh
Jawaban: C
50. Masyarakat Indonesia
yang majemuk antara lain ditandai dengan beraneka ragam suku bangsa dan agama
yang dianut. Masing-masing memiliki kebudayaan dan ritual berbeda dan kurang
komunikasi sehingga rawan konflik. Komposisi tersebut menunjukkan konfigurasi
masyarakat majemuk yaitu. . . .
A. Mayoritas dominan
B. Minoritas dominan
C. Fragmentasi sosial
D. Kompetisi seimbang
E. Mayoritas seimbang
Jawaban: C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar